Rasulullah Nabi Yang Tercinta

Rasulullah shollallahu 'alaihi wassallam selama 10 tahun di Madinah penuh dengan peperangan demi menegakkan Kalimatullah,beliau memimpin langsung peperangan tersebut atau mengirim pasukan perang.

Kecintaan Terhadap Para Sahabat

Diantara pondasi Ahlusunnah Wal Jamaah mencintai shabat Nabi semuanya, Cinta, Ridha dan mandoakan bagi menreka kebaikan.

Pembelaan Terhadap Sahabat Radhiayallahu Anhum

Ada yang mengaku dirinya Muslim, namun mereka mencerca para sahabat. Mereka-mereka itu adalah kaum Syiah, Nawashib dan Khawarij.

Manisnya Iman

Orang-orang Mukmin akan mendapatkan manisnya Iman manakal dia berlaku benci karena Allah terhadap musuh-musuh Allah dan cinta karena Allah terhadap KEkasih Allah

Riba

Makanlah makanan-makanan yang halal, jangan memakan makanan yang diperoleh dari hasil Riba. Takutlah jika Doa kalain tidak dikabulkan oleh Allah

Senin, 30 April 2012

Manhaj Dakwah Sahabat Radhiallahu ‘Anhum Bagian1 (Mukti Ali Abdul Karim,Lc)


A.  Kaidah Berkaitan dengan Seorang Dai (Juru Dakwah)

     1.      Mengikhlaskan niat dalam berdakwah.
Allaoh berfirman dalam surah al-hajj ayat 37 yang artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”.

Rasulullah bersabda: “… Dan seorang yang mempelajari Ilmu dan mengajarkannya dan juga menghafal al-Quran, kemudian diingatrkan akan nikmat yang telah didapatkan dan iapun mengetahuinya, kemudian  ia ditanya: apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu? Ia menjawab: aku telah mempelajari dengannya ilmu dan mengajarkannya juga membaca al-Quran karena-Mu ya Allah.  Allah menjawab : Engkau telah berdusta” akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan sebagai orang alim, dan sudah dikatakan demikian.  Kemudian dia di seret di atas wajahnya dan dilemparkan de dalam api neraka (HR. Muslim 1905).

Allah berfirman pada Surah Huud ayat 29, yang artinya :
“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah ".

Selanjutnya Allah Berfirman pada Surah Huud ayat 51, yang artinya:
“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"

2.       Berdakwah dengan Ilmu
Allah berfirman yang artinya:
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf : 108)
Allah perintahkan kita untuk kepada ahli ilmu untuk mengetahui tentang yang haq dalam firmannya yang artinya adalah:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri)[323]. kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (an-Nisa : 83)

Selanjutnya Allah berfirman dalam surah an-Nahl ayat 43 yang artinya:
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Demikianlah pula Rasululloh memperingatkan keras tentang orang yang berfatwa tanpa ilmu atau tidak bertanya ketika tidak mengetahui, dalam sabdanya :
“Sungguh mereka telah membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka, tidakllah mereka bertanya ketika mereka tidak tahu, sesungguhnya obat dari kejahilan itu adalah bertanya”. ( HR.Abu Daud 334).
Al-Hafizd Ibnu Hajar berkata: “Yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar’i yang menerangkan tentang apa yang wajib diketahui oleh seorang mukallaf dari perkara agamnya, baik berkenaan dengan ibadahnya, mu’amalhnya, ilmu tentang Allah dan sifat-sifatnya dan apa yang wajib ia tunaikan dari perintah-poerintah Allah” (Fathul Baari: I/141).
3.       Bersabar dan Lemah Lembut dalam Berdakwah
Allah berfirman yang artinya:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar”. (Fushshilat: 34-35)

Selanjutnay Allah berfirman yang artinya:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”. (al_Baqaroh: 45)

Rasululloh bersabda:
“Allah maha lembut dan mencintai kelembutan, Allah memberika kepada kelembutan apa yang tidak diberikan kepada kekerasan dan kepada selainnya”. (HR.Muslim : 2593)

Ketika malaikat gunung memdatangi Rasululloh dan menawarkan untuk menimpakan gunung kepada penduduk thoif.  Beliau menjawab – menggambarkan kesabaran dan kelembutan beliau:
“Tidak, bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka generasi yanghanya menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun” (HR.Bukhori : 3231).

Kamis, 26 April 2012

Aqidah Ahlusunnah Tentang Sahabat Radhiyallahu Anhum Bagian 1 (Ust.Mizan Qudsiyah LC)

Segala puji milik Allah yang telah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, semoga shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulnya yang terpilih Muhammad shallallahu alaihi wa salam dan kepada para sahabatnya.
Para sahabat nabi memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam  Isalam dan mereka telah mendahului dalam segala kebaikan dan keutamaan sebagaimana yang telah tercantum di dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa salam.  Allah berffirman yang artinya:
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar". (QS : At - Taubah : 100)
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda : “Janganlah kalian mencela sahabatku, sekiranya kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud maka tidaklah dapat menandingi infaq mereka meskipun satu mud ( dua telapak tangan) dan tidak juga setengahnya”, (HR.Bukhari 3673 Muslim 2540).
Ahlusunnah waljamaah telah sepakat tentang wajibnya mencintain para sshabat semuanya dan tidaklah oran yang menyelisihi mereka kecuali dari kalangan ahlli bidah.  Berkat Imam Abu Bakar al-Humaidi : “Wajib merahmati para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa salam semuanya karena Allah telah berfirman :
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS: Al-Hasyr : 10).
Kita tidaklah diperintah kecuali memintakan mereka ampunan.  Barang siapa yang mencela dan melecehkan salah seorang dari mereka maka dia bukanlah Ahlusunnah dan dia tidak memiliki bagian fai’ (harta yang diperoleh  tanpa adanya peperangan – pent). (ushulussunnah oleh Iman Abu Bakar Al-Humaidi : 34).
Mengingat pentingnya kecintaan, mencintai mereka dan mengingat kedudukan mereka dalam agama, kita harus berlepas diri terhadap orang-orang yang membenci dan meremehkan mereka.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More