1.
Mengikhlaskan
niat dalam berdakwah.
Allaoh berfirman dalam surah al-hajj ayat 37 yang
artinya: “Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”.
Rasulullah
bersabda: “… Dan seorang yang mempelajari Ilmu dan mengajarkannya dan juga
menghafal al-Quran, kemudian diingatrkan akan nikmat yang telah didapatkan dan
iapun mengetahuinya, kemudian ia ditanya:
apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu? Ia menjawab: aku telah
mempelajari dengannya ilmu dan mengajarkannya juga membaca al-Quran karena-Mu
ya Allah. Allah menjawab : Engkau telah
berdusta” akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan sebagai
orang alim, dan sudah dikatakan demikian.
Kemudian dia di seret di atas wajahnya dan dilemparkan de dalam api
neraka (HR. Muslim 1905).
Allah
berfirman pada Surah Huud ayat 29, yang artinya :
“Dan
(dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu
(sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah ".
Selanjutnya
Allah Berfirman pada Surah Huud ayat 51, yang artinya:
“Hai
kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain
hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu
memikirkan(nya)?"
2. Berdakwah dengan Ilmu
Allah
berfirman yang artinya:
“Katakanlah:
"Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada
Termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf : 108)
Allah
perintahkan kita untuk kepada ahli ilmu untuk mengetahui tentang yang haq dalam
firmannya yang artinya adalah:
“Dan
apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
ulil Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri)[323].
kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (an-Nisa : 83)
Selanjutnya
Allah berfirman dalam surah an-Nahl ayat 43 yang artinya:
“Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
Demikianlah
pula Rasululloh memperingatkan keras tentang orang yang berfatwa tanpa ilmu
atau tidak bertanya ketika tidak mengetahui, dalam sabdanya :
“Sungguh
mereka telah membunuhnya, semoga Allah membunuh mereka, tidakllah mereka
bertanya ketika mereka tidak tahu, sesungguhnya obat dari kejahilan itu adalah
bertanya”. ( HR.Abu Daud 334).
Al-Hafizd
Ibnu Hajar berkata: “Yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar’i yang menerangkan
tentang apa yang wajib diketahui oleh seorang mukallaf dari perkara agamnya,
baik berkenaan dengan ibadahnya, mu’amalhnya, ilmu tentang Allah dan
sifat-sifatnya dan apa yang wajib ia tunaikan dari perintah-poerintah Allah”
(Fathul Baari: I/141).
3. Bersabar dan Lemah Lembut dalam Berdakwah
Allah
berfirman yang artinya:
“Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu
tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang
besar”. (Fushshilat: 34-35)
Selanjutnay
Allah berfirman yang artinya:
“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”. (al_Baqaroh: 45)
Rasululloh
bersabda:
“Allah
maha lembut dan mencintai kelembutan, Allah memberika kepada kelembutan apa
yang tidak diberikan kepada kekerasan dan kepada selainnya”. (HR.Muslim : 2593)
Ketika
malaikat gunung memdatangi Rasululloh dan menawarkan untuk menimpakan gunung
kepada penduduk thoif. Beliau menjawab –
menggambarkan kesabaran dan kelembutan beliau:
“Tidak,
bahkan aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka generasi
yanghanya menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun”
(HR.Bukhori : 3231).
0 komentar:
Posting Komentar